Selalu belajar untuk menjadi lebih baik

Untukku, untuk dia, untuk mereka, untuk semuanya.....

Kamis, 13 Juni 2013

Terlahir Kembali (Part I)

Sudah lama sekali aku tidak disini. Tidak menulis ataupun sekedar membaca kembali apa yg pernah aku tulis disini.

Sekarang aku kembali, merasa terlahir kembali. Memulai banyak hal baru yg kulihat, kurasakan, kucoba dan kukerjakan selama 3 tahun terakhir. Memcoba kembali menuangkan segala rasa yg ada di hati. Dan berharap, semua kelak yang akan tertulis adalah hal baik dan berguna mulai dari detik ini (amiiiiiin......).

Banyak sekali yg terjadi selama 3 th terakhir, tapi tidak banyak yg berubah secara pribadi menurutku. Semoga orang lain melihat berbeda, dalam arti yg positif tentunya.

Kehidupan berubah. Dengan menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru. Dengan keluarga baru, dengan tempat baru, dengan orang2 baru. Dengan pengalaman baru, kebiasaan baru, rutinitas baru, tanggung jawab baru dan pekerjaan baru (ibu rumah tangga maksudnya).

Nareswara Bayuatmadja. Nama baru yang muncul di kehidupanku. Penyemangatku. Terlahir 21 Januari 2011, jam 10.50 malam di RS. Panti Rapih Yogyakarta. Hmmm... Sudah 2,5 th dia menemani hari-hariku tanpa pernah berpisah. (sebenarnya skali2 bbrp jam bs aku tinggalkan saat ibuku datang ke Jogja, hehehe...) Buah cintaku dengan org yg paling sering bikin aku cemburu, yang membuatku mjd lebih kuat dari sebelumnya, Barek Hariyanto Atmadja. (semoga dia tidak membaca ini, bs2 dia ge-er)

Dan sekarang, aku sedikit bisa dan sedikit pantas disebut "ibu". Selain aku sudah terbukti telah melahirkah, aku skrg sudah bs bangun (sedikit lebih) pagi drpd dulu. Bisa memasak (sedikit lebih) banyak resep. Bukan hanya sekedar masak air dan masak mie instant. Dan akupun (mulai) mengerti dan (mulai) terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga dari menyapu, mengepel, mencuci, memasak dll. Tapi utk setrika, aku masih minta tolong org lain utk mengerjakannya seminggu sekali. Utk hal yg satu ini aku menyerah. Butuh berjam-jam aku menyetrika bbrp potong baju. Nggak tau akunya yang lelet atau mmg aku tdk mahir melakukannya. Tp aku lebih suka menyebutnya memberi lapangan kerja buat org yg membutuhkan dan kebetulan dia sangat rapi menyetrika. (alasan yg sangat terlihat utk membela diri, xixixixi....)

Hari-hariku diisi dengan merawat anakku dan melayani suamiku tercinta (idih....). Ketika pertama kali terjun di masyarakat, karena awalnya waktunya habis di kantor, pekerjaan dan istirahat di mess karyawan, aku sangat kesulitan bersosialisasi. Aku hanya mengurung diri di dlm rumah. Keluar rumah hanya ketika menjemur dan mengangkat cucian. Bertemu tetangga hanya ketika ada pertemuan ibu2 perumahan yg diselenggarakan sebulan sekali. Ini terjadi sampai 3 bulanan, dan terpaksa keluar ketika hrs menemani Narez sudah mulai bosan bermain di didlm rumah. Dan terpaksa bersosialisasi lebih intens dengan tetangga ketika aku tepilih mjd salah satu pengurus dlm kelompok arisan ibu-ibu.

Inilah awal dimana aku mulai belajar bersosialisi dengan masyarakat yg sedikit luas. Kenapa aku menyebut demikian, karena lingkunganku hanya perumahan kecil dengan nomor rumah tidak lebih dr 31 nomor. Tapi cukup membuatku membuang keinginan masa mudaku yg bermimpi tinggal di pemukiman yg tidak perlu mengenal tetangga, hanya karena aku merasa tidak mampu berkomunikasi dg org lain (baca : org baru yg baru kukenal)

Dia....

(ini kutulis sejak lama. dengan banyak pertimbangan, akhirnya aku menerbitkannya hari ini)

Sesosok yang membuatku belajar banyak. Dan seseorang yang membuatku menyukai sekaligus membenci banyak hal....

Seseorang yang sering membuatku tertawa, meskipun sering jg membuatku menangis...
Seseorang yang bisa membuatku berfikir lebih realistis, meskipun tak jarang membuatku dalam kebimbangan...
Dia seorang yang idealis, posesif, arogan tp tidak tegas pada kehidupan pribadinya...
Dia ambisius, berani mengambil resiko tp kadang-kadang terlalu sembrono...

Dan semua itu menurutku....
Entah jika menurut dia sendiri, keluarganya, anak buahnya, atasannya, atau orang lain yg hanya mengenalnya sekilas saja...

Setelah bersama sekian lama, mungkin belum lama jika untuk benar-benar mengenal siapa dirinya, aku tau dia bukan tipe yg aku impikan dr dulu...
Tp Tuhan tdk memberi apa yg aku impikan dan inginkan, Tuhan memberi apa yg aku butuhkan....

Tidak pernah terdengar kata2 romantis darinya, tak pernah ada rayuan dr bibirnya, tak pernah ada kado ataupun special moment yg dirayakan... Tp cukup membahagiakan mendengar lelucon konyolnya diantara obrolannya setiap hari...

Selasa, 05 Januari 2010

Kupu-kupu dan Melati

Seekor kupu-kupu
Bermetamorfosis dengan sempurna

Dia ingat ketika masih menjadi ulat
Sangat nenjijikkan dan menyeramkan
dengan bulu-bulunya yang membuat gatal
Hanya bisa berharap pada hijaunya daun melati
Yang terpaksa dirusaknya untuk bertahan hidup,

Sang melatipun hanya diam dan tersenyum
Meskipun sang ulat telah mengurangi keindahan bunganya
Dan ketika daun-daun mulai habis dan menguning
Sang ulat menhilang,

Tak ada yang memperhatikannya
Dia tertidur berselimut daun-daun melati yang tersisa
Dia diam dan merenung dalam tidur panjangnya
Dia menyadari hidup tidak boleh berhenti
Harapan tidak boleh sirna
Perjalanan harus dilanjutkan
Kewajiban mesti ditunaikan,

Kupu-kupu tersenyum dengan semangatnya
Siap untuk bangun, bangkit dan melangkah pasti
Terpancar dari sayapnya yang kini terkembang sempurna
Membantunya untuk terbang meraih apapun yang dia impikan,

Dengan anggun dia kembali ke bunga melatinya
Bunga yang berkorban banyak untuknya
Dan sang kupu-kupu sangat sadar
Bahwa dia tetap membutuhkan sang melati dalam perjalanannya kini
Meskipun sang kupu-kupu tak butuh daun
Tapi masih sangat membutuhkan madunya,

Melati tetap tersenyum
Menyambut kupu-kupu yang anggun menghampirinya
Menghisap madunya
Kupu-kupu pun membantu penyerbukannya
Sungguh indah kebersamaan mereka
Sungguh indah persahabatan mereka,

Mereka selalu bersama hingga kupu-kupu menyerah pada takdir
Dan melati gugur dengan tersenyum
Dengan penyerbukannya yang sempurna..

Perjalanan yang indah pada akhirnya....

(Hanya sebuah tulisan yang idenya tiba2 muncul ketika aku sendirian di kantor, dan tidak tahu mesti ngapain... Aku jg tidak peduli apa makna dibalik cerita ini... Silahkan Anda sendiri yg menyimpulkan...)

Rabu, 23 Desember 2009

Salahkah aku....???

"...Itu semua salahmu!..."
Kalimat yg akhirnya membuatku berfikir, ya... aku memang salah.

Pemikiran yang akhirnya membangkitkan rasa bersalahku telah menggerogoti benteng ketegaranku untuk tetap berdiri tegak untuk bertahan. Mungkin kata-kataku terlalu "belibet".
Begini, aku disalahkan dikarenakan aku harus menyampaikan sesuatu. aku sudah coba untuk memperbaikinya dan berusaha untuk membuat smua merasa nyaman dengan keadaan ini. Sangatlah sulit harus mengambil keputusan terbaik diantara yang terburuk.

Mungkin aku egois, tapi aku juga sudah lama menjadi korban keegoisan. Mungkin aku tidak pengertian, tapi aku sudah mencoba mengerti untuk sesuatu yang akhirnya tidak kumengerti juga.

Sampai detik ini aku membuat tulisan ini, aku masih saja merasa semua org menyalahkanku...
Mgkn mmg bawaan lahir jika seseorang selalu mencari kesalahan org lain agar dia terbebas dari rasa bersalahnya sendiri. Akupun sekali dua kali melakukan hal yg sama.
Tapi lebih sering aku yang disalahkan.... Huh...!!!

Aku tidak pandai membela diri, aku tidak bs memperjuangkan harapanku sendiri, aku tidak pintar untuk memutarbalikkan fakta, aku tidak terlalu cerdas untuk membuat org bersimpati pdku.

Aku ingin egois, tp sampai saat ini aku tetap menjadi korban keegoisan org2 di sekelilingku... Aku sdh belajar egois, tp ternyata egoisku hanya seujung kuku mereka...
Jd, apakah aku sudah bs disebut egois...???

Aku ingin tidak peduli, terserah org mau bilang aku tidak pengertian, karena blm tentu mereka mengerti aku... Tp apakah sampai detik ini aku sudah bs sampai kesitu...???
Aku sendiri tidak tau...

Sabtu, 12 Desember 2009

Aku Merindukan Kesadaranku

Waktu terus berjalan....
Tiba-tiba kesadaranku datang
jarang sekali dia menemuiku
atau aku tidak pernah menghiraukannya
karena aku sangat sibuk
membuang waktuku dengan selalu mengeluh dan tidak bersyukur

Waktu terus saja berjalan..
Kesadaranku mengingatkan
Agar aku menikmati hidup yang sebenarnya sangat indah ini
Kesadaranku menunjukkan bahwa perjalanan ini amat sangat pantas untuk disyukuri

Waktu masih saja berjalan dengan sombongnya..
Kesadaranku kadang-kadang ada disampingku ketika aku bangun di pagi hari yang cerah
Mendengar kicau burung dan kokok ayam bersamanya
membuatku merasa sangat bahagia
Dan kesadaranku membimbingku mengucapkan kata Alhamdulillah...

Waktu tetap berjalan tanpa berhenti...
Sekali-sekali kesadaranku menemaniku ke kantor
dan menunjukkan padaku bahwa banyak org membutuhkanku
dia memintaku untuk mensyukuri itu
Dengan ikhlas aku ikuti permintaannya

Waktu masih berjalan tanpa kenal lelah...
Ketika kesadaranku muncul saat aku telepon
dan mendengar gadis kecil diujung sana memanggilku mama
rasa syukurku memenuhi rongga dadaku

Waktu terus dan terus berjalan...
Dan aku masih saja jarang bertemu dengan kesadaranku...
Meskipun aku mengharapkannya datang setiap saat...

Rabu, 09 Desember 2009

Ternyata

Ternyata berusaha mengerti itu tidak mudah.. Aku berusaha mengerti apa yang kamu inginkan, tapi tetap saja ada yang tidak berkenan dihatimu. Dan kamu masih saja diam, dan aku masih saja menebak-nebak apa yang kamu fikirkan.
Andaikan ada sesuatu di matamu yang bisa menafsirkan apa maumu dariku, aku akan melakukannya untukmu...
Aku tidak mengharapkan apa-apa darimu, aku cukup bahagia ada seseorang sepertimu di hidupku.. Berbagi rasa dan berbagi apa saja, banyak belajar darimu sesuatu yang selama ini aku anggap tidak berarti.
Aku tidak mengharap jd yang istimewa di hidupmu karena aku sadar sepenuhnya, siapa aku, siapa kamu.
Aku hanya ingin berguna, untuk siapa saja.. Mungkin aku bodoh dimatamu, mungkin aku tidak secerdas yang kamu harap. Tapi aku bisa melakukan apa saja, selama aku diberi kesempatan untuk mencoba dan belajar.

Aku hanya berusaha mengerti, dan aku tidak memaksa untuk dimengerti...
Dan aku tidak akan lelah untuk mencoba mengerti dirimu, mengeri mereka, dan mencoba mengerti apa saja... Tidak peduli ada yang mau mengerti aku atau tidak....