Selalu belajar untuk menjadi lebih baik

Untukku, untuk dia, untuk mereka, untuk semuanya.....

Jumat, 27 November 2009

Hikmah

Tadinya semua terasa berat. Seakan-akan aku adalah orang yang paling menderita sedunia.

Hari ini, pada saat semua merayakan Idul Adha, disaat para muslimin di Mekkah menyempurnakan ibadah hajinya. Disini aku mendapatkan pencerahan (yang menurutku) sangat berarti dari sekian lama perjalanan hidupku.

Aku sangat bersyukur, menyadari bahwa Tuhan sangat menyayangiku... Memberikan semua ujian yang (sangat) membantuku untuk menjadi manusia yang menyadari fitrahnya. Kembali menyadari bahwa manusia lahir dengan kekuatan yang sangat sempurna dan sangat disayangkan jika hidup hanya untuk disia-siakan.

Tuhan punya rencana untukku, dan aku yakin Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untukku. Hidupku adalah anugerah yang harus aku nikmati dan aku jalani sebaik mungkin, menikmati semua yang diberikan-Nya, menjalani semua yang digariskan-Nya, tidak memaksakan diri dengan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu kepastiannya. Selalu bersyukur dan belajar ikhlas....

Prolog

Semua berawal dari kesombongannya bahwa dia mampu melalui ini smua sndiri. Berawal dari keangkuhan dan keegoannya dalam menghadapi masalah yang smakin lama smakin membesar dan siap meledak sewaktu-waktu. Berawal dari kenyamanan yang semu, dan tidak menyadari bahwa dia sendiri membawa kakinya melangkah kearah kehancurannya sendiri.

Smakin lama semakin dalam dan semakin jauh langkah yang sebenarnya dia sendiri tahu bahwa itu salah. Semakin lama semakin gelap dan dia tak tahu apa yang menantinya di depan. Semakin tidak nyata, apa yang bisa dia jadikan pegangan. Rindunya akan sesuatu yang dia sendiri tidak tahu......

Dia merasa siang sangat menyiksanya, dan malam begitu menghimpitnya. Dia sangat menikmati dini hari yang begitu sering memberikan kesempatan untuknya merajut mimpi-mimpi. Meskipun terkadang harus terjaga dengan matanya yang bengkak dan dengan bantal basah oleh air mata. Kemudian dipakainya topeng yang menunjukkan senyum dan semangatnya untuk kembali melalui hari-harinya yang dipenuhinya dengan kepura-puraan.